Kamis, 29 November 2012


BAB II
PIELONEFRITIS
2.1    Konsep Dasar Penyakit
1.    Pengertian Penyakit
            Pielonefritis merupakan infeksi bakterial dari pelvis renalis, tubulus ginjal, dan jaringan interstisial dari salah satu ginajl atau keduanya. Bakteri sampai ke kandung kemih melalui uretra dan terus naik ke ginjal. Seringakali kondisi ini merupakan sekunder akibat aliran balik urine (refluks) kedalam ureter, biasanya pada saat berkemih. Obstruksi saluran perkemihan dan penyebab lainnya
2.    Etiologi
a.         Bakteri mencapai kandung kemih melalui uretra dan naik ke ginjal
b.        Pielonefritis sering terjadi akibat dari refluks ureterovesikal dimana katup ureterovesikal yang tidak kompeten menyebabkan urine mengalir balik (refluks) kedalam ureter.
Penyebab lain:
a.    Obstruksi traktus urinarius (meningkat kerentanan ginjal terhadap infeksi)
b.    Tumor kandung kemih
c.    Struktur uretra
d.   Batu urinarius

3. Manifestasi Klinik
Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba, kemudian dapat disertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual dan muntah.




4. Patofisiologi
Pielonefritis dibagi menjadi 2 macam yaitu :
a.    Pielonefritis akut.
b.    Pielonefritis kronik.

a. Pielonefritis akut
            Pielonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena tetapi tidak sempurna atau infeksi baru.20 % dari infeksi yang berulang terjadi setelah dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atau dikaitkan dengan selimut abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi.
b. Pielonefritis kronik
            Pielonefritis kronik juga berasal dari adanya bakteri, tetapi dapat juga karena faktor lain seperti obstruksi saluran kemih dan refluk urin. Pielonefritis kronik dapat merusak jaringan ginjal secara permanen akibat inflamasi yang berulang kali dan timbulnya  parut dan dapat menyebabkan terjadinya renal faiure (gagal ginjal) yang kronik. Ginjal pun membentuk jaringan parut progresif, berkontraksi dan tidak berfungsi. Proses perkembangan kegagalan ginjal kronis dari infeksi ginjal yang berulang-ulang berlangsung beberapa tahun atau setelah infeksi yang gawat. Pembagian Pielonefritis akut sering di temukan pada wanita hamil, biasanya diawali dengan hidro ureter dan Pielonefrosis akibat obstruksi ureter karena uterus yang membesar.
Penyebab (Bakteri)

 




























5.Penatalaksanaan
a.    Terapi antimikroba spesifik organisme:
·      Biasanya dimulai segera untuk mencakup prevalen patogen gram negatif, kemudian disesuaikan berdasarkan hasil kultur urine.
·      Pengobatan dilakukan 2 minggu atau lebih.
b.    Pengobatan pasien rawat inap dengan terapi antimikroba parenteral jika pasien tidak dapat mentoleransi asupan oral dan mengalami dehidrasi atau penyakit akut.
c.    Drainase perkutan atau terapi antibiotik yang lama diperlukan untuk mengobati abses renal atau abses perinefrik.
6.  pemeriksaan diagnostik
a.    Pemeriksaan IVP
b.    Pielogram intravena (IVP) mengidentifikasi perubahan atau abnormalitas struktur
c.    Cystoscopy
d.   cultur urin
e.    biopsi ginjal.

2.2    Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a.    Identitas
       Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insidens infeksi saluran kemih yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pria.
b.    Riwayat penyakit
·      Keluhan utama : Nyeri punggung bawah dan disuria
·      Riwayat penyakit sekarang : Masuknya bakteri kekandung kemih sehingga
menyebabnkan infeksi

c.    Riwayat penyakit dahulu : Mungkin px pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya
d. Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
e. Pola fungsi kesehatan
·      Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : Kurangnya pengetahuan kx tetnang
Pencegahan
·      Pola instirahat dan tidur : Istirahat dan tidur kx mengalami gangguan karena
gelisah dan nyeri.
·      Pola eminasi : Kx cenderung mengalami disuria dan sering kencing
·      Pola aktivitas : Akativitas kx mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang
f. Pemeriksaan fisik
·         Tanda-tanda vital
TD : normal / meningkat
Nadi : normal / meningkat
Respirasi : normal / meningkat
Temperotur : meningkat
·         Data fokus
Inpeksi : Rrekuensi miksi b (+), lemah dan lesu, urin keruh
Palpasi : Suhu tubuh me
Perkusi : Resona
Auskultasi .
2. Diagnosa Keperawatan Yang Timbul
a.       Diare faktor yang berhubungan :stimulasi terhadap refleks ginjal atau usus
b.      kekurangan volume cairan yang berhubungan :demam, muntah.
c.       Inkotinensia urine, urgensi faktor yang berhubungan :iritasi kandung kemih, disuria, piuria, dan frekuensi.
d.      Nyeri faktor yang berhubungan :inflamasi kandung kemih atau jaringan ginjal, sakit kepala, nyeri otot, nyeri abdomen, ditensi, trauma dan spasme otot halus, dan edema dijaringan ginjal.
e.       Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.


3.    Intervensi Keperawatan
a.    Diagnosa 1
Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan struktur traktus urinarius lain.
b.    Kriteria evaluasi:
Tidak nyeri waktu berkemih, tidak nyeri pada perkusi panggul

c.    Intervensi:
·      Pantau haluaran urine terhadap perubahan warna, baud an pola berkemih,
masukan dan haluaran setiap 8 jam dan pantau hasil urinalisis ulangRasional:
untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang
diharapkan
·      Catat lokasi, lamanya intensitas skala (1-10) penyebaran nyeri.Rasional:
membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan penyebab nyeri
·      Berikan tindakan nyaman, seprti pijatan punggung, lingkungan
istirahat;Rasional: meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot.
·      Bantu atau dorong penggunaan nafas berfokusRelaksasi: membantu
mengarahkan kembali perhatian dan untuk relaksasi otot.
·      Berikan perawatan perineal Rasional: untuk mencegah kontaminasi uretra
·      Jika dipaang kateter indwelling, berikan perawatan kateter 2 kali per hari. Rasional: Kateter memberikan jalan bakteri untuk memasuki kandung kemih dan naik ke saluran perkemihan.
·      Kolaborasi: Konsul dokter bila:- sebelumnya kuning gading-urine kuning,
jingga gelap, berkabut atau keruh. Pla berkemih berubah, sring berkemih dengan jumlah sedikit, perasaan ingin kencing, menetes setelah berkemih. Nyeri menetap atau bertambah sakitRasional: Temuan- temuan ini dapat memeberi tanda kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan luas Berikan analgesic sesuia kebutuhan dan evaluasi- keberhasilannyaRasional: analgesic memblok lintasan nyeri sehingga mengurangi nyeri
·      Berikan antibiotic. Buat berbagai variasi sediaan minum, termasuk air segar .
Pemberian air sampai 2400 ml/hariRasional: akibta dari haluaran urin memudahkan berkemih sering dan membentu membilas saluran berkemih.


a.    Diagnosa 2
Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung
kemih ataupun struktur traktus urinarius lain.
b.    Kriteria Evaluasi:
Pola eliminasi membaik, tidak terjadi tanda-tanda gangguan berkemih (urgensi,
oliguri, disuria)
c.    Intervensi:
·      Awasi pemasukan dan pengeluaran karakteristi urin Rasional: memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi
·      Tentukan pola berkemih pasien
·      Dorong meningkatkan pemasukan cairan Rasional: peningkatan hidrasi membilas bakteri.
·      Kaji keluhan kandung kemih penuhRasional: retensi urin dapat terjadi menyebabkan distensi jaringan(kandung kemih/ginjal)
·      Observasi perubahan status mental:, perilaku atau tingkat kesadaranRasional: akumulasi sisa uremik dan ketidakseimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada susunan saraf pusat
·      Kecuali dikontraindikasikan: ubah posisi pasien setiap dua jamRasional: untuk mencegah statis urin
·      Kolaborasi: Awasi- pemeriksaan laboratorium; elektrolit, BUN, kreatinin Rasional: pengawasan terhadap disfungsi ginjal Lakukan tindakan untuk memelihara asam urin:- tingkatkan masukan sari buah berri dan berikan obat obat untuk meningkatkan aam urin.Rasional: aam urin menghalangi tumbuhnya kuman. Peningkatan masukan sari buah dapt berpengaruh dalm pengobatan infeksi saluran kemih.

a.    Diagnosa 3
Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.

b.    Kriteria Evaluasi:
menyatakna mengerti tentang kondisi, pemeriksaan diagnostic, rencana
pengobatan, dan tindakan perawatan diri preventif.
c.    Intervensi:

·      Kaji ulang prose pemyakit dan harapan yang akan datanng
Rasional: memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan beradasarkan informasi.
·      Berikan informasi tentang: sumber infeksi, tindakan untuk mencegah penyebaran,  jelaskna pemberian antibiotic, pemeriksaan diagnostic: tujuan, gambaran singkat, persiapan ynag dibutuhkan sebelum pemeriksaan, perawatan sesudah pemeriksaan.Rasional: pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan m,embantu mengembankan kepatuhan klien terhadap rencan terapetik.
·      Pastikan pasien atau orang terdekat telah menulis perjanjian untuk perawatan  pemeriksaan Rasional:instruksi verbal dapat dengan mudah dilupakan
·      Instruksikan pasien untuk menggunakan obat yang diberikan, inum sebanyak kurang lebih delapan gelas per hari khususnya sari buah berri.Rasional: Pasien sering menghentikan obat mereka, jika tanda-tanda penyakit mereda. Cairan menolong membilas ginjal. Asam piruvat dari sari buah berri membantu mempertahankan keadaan asam urin dan mencegah pertumbuhan bakteri
·      Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaan dan masalah tentang rencana pengobatan.Rasional: Untuk mendeteksi isyarat indikatif kemungkinan ketidakpatuhan dan membantu mengembangkan penerimaan rencana terapeutik.

4. Evaluasi
a. Pasien tidak merasa nyeri waktu berkemih.
b.Mempertahankan hidrasi adekuat dengan kriteria: tanda-tanda vital stabil, masukkan dan     keluaran urine seimbang.
c. Pasien berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi.
d. Peningkatan pemahaman klien dan keluarga mengenai kondisi dan pengobatan.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan jaringan interstisiel. Penyakit ini terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling umum adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup obstruksi urine atau infeksi, trauma, infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau gangguan metabolik (Sandra M. Nettina, 2001).
Penyebab pielonefritis yang paling sering adalah Escherichia Coli. Tanda dan gejalanya adalah demam timbul mendadak, menggigil, malaise, nyeri tekan daerah kostovertebral, leukositosis, dan bakteriuria (Sylvia A. Price dan M. Willson, 2005).


3.2 Saran

a. Untuk perawat diharapkan dapat meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien dengan pielonefritis.
b. Untuk klien dan keluarga diharapkan dapat melakukan pengobatan secara optimal untuk kesembuhan penyakitnya.
c. Untuk mahasiswa diharapkan lebih memahami tentang pielonefritis agar dapat melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan pielonefritis secara optimal.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar